NEW YORK (RIAUPOS.CO) – Naomi Osaka berhasil memenangkan US Open 2020 usai mengalahkan Victoria Azarenka 1-6 6-3 6-3 pada babak final di Billie Jean King National Tennis Center, Ahad (13/9/2020) pagi WIB. Itu menjadi titel keduanya pada Grand Slam di Amerika Serikat tersebut setelah pernah meraihnya dua tahun lalu.
Yang menarik, petenis Jepang itu meraih Grand Slam ketiganya itu sambil menyerukan keadilan sosial bagi korban kulit hitam yang mengalami kekerasan.
Dia maju ke setiap pertandingan dengan mengenakan tujuh masker bertuliskan nama berbeda. Di final, Osaka memakai masker bertuliskan nama Tamir Rice, seorang bocah lelaki berusia 12 tahun yang ditembak dan dibunuh di Cleveland oleh seorang petugas polisi kulit putih pada tahun 2014.
Aksesorisnya itu pun bak menularkan semangat luar biara baginya di lapangan. Terbukti, dia menampilkan performa juang yang besar untuk menjuarai titel bergengsi tersebut.
Bagaimana tidak, dia sempat tertinggal dengan skor telak pada set pertama. Namun, dia terus berusaha untuk membalas pada dua set kemudian, karena tak mau malu babak final berakhir cepat.
“Pertama, saya ingin memberikan selamat kepada Vika. Saya tidak mau kembali menghadapi Anda di final. Saya tak menikmatinya dan pertandingan berjalan begitu berat,” kata Osaka dikutip dari ESPN.
“Saya hanya berpikir betapa memalukan jika kalah dalam waktu kurang dari satu jam. Hal itu membuat saya bekerja keras dan membuang sikap negatif,” ujarnya
Keberhasilan Osaka itu merupakan prestasi tersendiri. Pasalnya, laga ini menandai untuk pertama kalinya sejak Arantxa Sanchez-Vicario pada 1994 seorang petenis berbalik menang setelah tertinggal pada set pertama dalam pertandingan final.
Kemenangan ini membuat petenis berusia 22 tahun itu mempertahankan rekor 100 persen menang dalam setiap final Grand Slam yang diikutinya. Sebelumnya, dia juga memenangkan final dan menjadi juara US Open 2018 serta Australia Open 2019.
Sumber: ESPN/News/Usopen.org
Editor: Hary B Koriun